Judul: Mistisme Cahaya
Penulis: Heru Kurniawan, S.Pd, MA.
Kondisi: baru, baik, segel
Harga: 29.500
Minat, comment inbox WA 081329735139 PIN BB 519CFC61
SINOPSIS
Cahaya dalam pengertian mistik berangkat pada Surat an Nur[24]: 35, yang artinya sebagai berikut:Tuhan adalah cahaya (pada) Langit dan Bumi. Perumpamaan cahaya Tuhan adalah seperti sebuah relung yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, yaitu Zaitun yamg tumbuh tidak di sebelah timur(sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya saja(hampir-hampir) menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya(berlapis-lapis).
Arti cahaya dalam surah an Nur adalah "Sang Cahaya" sebagai salah satu nama indah Tuhan (al asma al husna). Cahaya Nur adalah cahaya ciptaan yang memancar dari Cahaya Tuhan Yang Tak Tercipta. Yang keberadaannya menyinari suatu objek menjadi jelas dan terang sehingga mata manusia menjadi bisa melihatnya.
Pengertian cahaya di atas memperlihatkan cahaya sebagai suatu esensi yang berasal dari Sang Cahaya yaitu suatu esensi yang tampak dengan sendirinya, dan juga membuat benda-benda sensual menjadi tampak. Cahaya inilah yang menyebabkan segala objek wujud di alam semesa ini bisa terlihat karena cahayanya membuat mata bisa mengidentifikasi. Pengertian cahaya, inilah yang menjadi dasar dari pemaknaan cahaya di dalam tradisi mistisme Islam yaitu "Cahaya yang membuat alam semesta berada" dan "Cahaya yang membuat manusia mengada". Dalam buku ini, dua filosof Islam yang dibahas pemikirannya dalam memaknai mistik cahaya adalah Imam Hujjatul Islam Abi Hamid at Thausy Al Ghozali dan Syihab al-Din Yahya bin Habasybi bin Amirak Suhrawardi.
Selamat ber'nadzor!